Wednesday, November 2, 2011

CPM dan PERT

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek.

PERT yang memiliki kepanjangan Program Evalution Review Technique sedangkan CPM merupakan kepanjangan dari Critical Path Method.

PERT dan CPM keduanya mengikuti enam langkah dasar, yakni:
• Mengidentifkasikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja,
• Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang harus terlebih dahulu dan mana yang mengikuti yang lain,
• Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan,
• Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya untuk tiap kegiatan,
• Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut jalur kritis
• Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.

Kelebihan CPM/PERT
• Sangat bermanfaat untuk menjadwalkan dan mengendalikan proyek besar.
• Konsep yang lugas (secara langsung) dan tidak memerlukan perhitungan matematis yang rumit.
• Network dapat untuk melihat hubungan antar kegiatan proyek secara cepat.
• Analisa jalur kritis dan slack membantu menunjukkan kegiatan yang perlu diperhatikan lebh dekat.
• Dokumentasi proyek dan gambar menunjukkan siapa yang bertanggung jawab untuk berbagai kegiatan.
• Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi
• Berguna dalam pengawasan biaya dan jadwal.

Manajemen Proyek

Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan, dan perbaikan yang berkelanjutan.

Manajemen Proyek besar mencakup tiga fase :
(1) Perencanaan meliputi penetapan tujuan, pendefinisian proyek, dan organisasi tim,
(2) Penjadualan, menghubungkan orang, supplies ke aktivitas khusus,
(3) Pengendalian, mengawasi sumber-sumber daya (faktor produksi), biayanya, kualitas dan anggaran.

1. Perencanaan Proyek
Dimana terdiri dari :
       Organisasi Proyek : merupakan suatu cara yang efektif untuk mengumpulkan orang dan sumber daya fisik yang diperlukan untuk waktu yang terbatas guna menyelesaikan suatu proyek tertentu. Biasanya struktur organisasi proyek bersifat temporer (sementara) yang dirancang untuk mencapai hasil / tujuan tertentu dengan menggunakan tenaga ahli dari luar perusahaan.
      Organisasi Proyek Berfungsi dengan Baik , jika memenuhi kriteria sebagai berikut  : (1) Pekerjaan bisa didefinisikan dengan tujuan tertentu dan tanggal batas waktunya, (2) Pekerjaan itu unik, atau sesuatu yang tidak lazim atas organisasi yang sudah ada, (3) Pekerjaan itu memuat tugas saling berkaitan dan kompleks yang membutuhkan kualitas tertentu, (4) Proyek bersifat temporer tapi sangat penting/kritis terhadap perusahaan.
        Perencanaan Proyek: Tim manajemen proyek sudah mulai bekerja sebelum proyek dilaksanakan, sehingga bisa dibuat rencana proyek : (1) menetapkan sasaran proyek (2) mendefinisikan proyek, dan memecahnya menjadi ke dalam bagian-bagian yang bisa dikelola.


2. Penjadualan Proyek
Penjadualan Proyek : menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan. Bahan baku dan tenaga kerja yang diperlukan dalam setiap tahapan produksi dihitung. Dalam fase ini, juga ditentukan waktu yang diperlukan oleh setiap aktivitas. Sedangkan penjadualan untuk kebutuhan personalia berdasarkan jenis kemampuan dibuat terpisah dalam diagram. Diagram juga dapat dikembangkan untuk menjadualkan bahan baku.


Diagram Gantt adalah diagram batang yang menunjukkan waktu Disebut GANTT karena ditemukan oleh Henry Gantt. merupakan alat bantu visual yang berguna dalam pembebanan dan penjadualan. Penggunaan diagram Gantt membutuhkan biaya yang rendah dan dapat membantu manajer dalam : (1) merencanakan semua kegiatan, (2) perhitungan penyelesaian pesanan, (3) pencatatan perkiraan waktu kegiatan, dan (4) pengembangan keseluruhan jangka waktu proyek
                  Contoh diagram gant:


          Kegunaan Penjadualan Proyek :
  1. Menunjukkan hubungan utama diantara kegiatan-kegiatan
  2. Menunjukkan hubungan antar tiap aktivitas / kegiatan dalam proyek
  3. Mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan perkiraan biaya untuk setiap kegiatan
  4. Membantu meningkatkan penggunaan sumber daya manusia, uang, dan material dengan mengidentifikasi hambatan kritis dalam proyek.
          Keuntungan  Diagram Gantt : (1) dapat digunakan dalam proyek sederhana yang membantu manajer dalam pengawasan kemajuan setiap aktivitas, (2)  dalam proyek besar dapat dipakai sebagai ringkasan status proyek dan  melengkapi pendekatan jaringan lain. (3) Biayanya relatif rendah (4) pembuatannya relatif lebih mudah.
          Kelemahan Diagram Gantt : (1) tidak mudah untuk diperbarui, (2) kurang memberikan ilustrasi yang nyata tentang hubungan antara kegiatan dan sumber dayanya

Critical Succes Factor

Sukses adalah hasil dari suatu strategi dan usaha , tidak datang dengan kebetulan, dibutuhkan faktor faktor pendukung yang dapat membantu agar kesuksesan dapat diraih dengan mudah. Beberapa point yang dapat mendukung critical succes factor :

1. Management support, dukungan dan komitmen dari top management sangat di butuhkan dari sebelum project dimulai sampai setelah project selesai atau sudah .agar setiap perkembangan dari project dapat dipantau dan diberikan solusi untuk setiap permasalahan yang timbul.
2.     Keterlibatan orang - orang yg berkompeten dalam bidang nya secarafull time .Kenapa harus full time yaitu agar lebih fokus.orang - orang yang ahli dapat membantu terlaksananya project dengan baik karena pekerjaan yang menyangkut bidang kemampuannya.
3.     Diberikan wewenang untuk memberikan keputusan, wewenang disini berarti di berikan nya delegasi untuk dapat memutuskan sehingga keputusan yang akan lebih cepat tapi harus dilakukan oleh orang yang kompeten.
4.     Delivered date, Jadwal yang realisitis dan tetap harus selalu di monitor perkembangan dan kemajuannya, jadwal yang dapat dijadikan acuan dari suatu project.
5.     Champion, agen perubahan dimana selalu ber ' promosi ' mengenai sistem yang baru dan bertugas untuk sebagai 'pendengar' sehingga menjadi koreksi dalam implementasi.
6.     Ruang lingkup yang tidak terlalu besar, sangat baik dilakukan dengan ruang lingkup yg tidak terlalu besar dahulu agar lebih effektif dan effisien . Hindari "Big Bang" project
7.     Definisi tujuan dan ruang lingkup, ruang lingkup yang jelas. ini sebenar nya merupakan inti dari mau kemana kita nanti nya. ini semua harus benar - benar di pahami oleh seluruh anggota project. Apabila gagal mendifinisikan secara benar maka biasa nya project akan menjadi terlambat dan akhir nya ujung - ujung nya cost nya juga naik
8.     Komposisi team yang seimbang, komposisi yang seimbang dari bisnis analis, technical expert dan user yang ikut dalam implementasi dari internal dan external perusahaan
9.     Commitment to change, ketekunan dan ketabahan dalam menghadapi masalah yang terjadi selama implementasi. 

Systems Development Life Cycle (SDLC)

SDLC (Systems Development Life Cycle) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Dibawah ini kami akan mencoba memaparkan beberapa model pengembangan perangkat lunak:
1. Waterfall model
Model ini sama seperti linear sequential model. Waterfall model merupakan model pengembangan perangkat lunak yang paling kuno tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap coding harus menunggu tahap design selesai. Secara umum tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada gambar berikut :

1.   Planning
The Planning Phase merupakan proses pokok pada pengertian mengapa sebuah sistem informasi akan dibangun dan faktor bagaimana tim proyek akan membangun. Hal ini mempunyai 2 tahapan yaitu :
-    During Project Initiation, sebuah nilai sistem usaha pada organisasi merupakan sebuah identitas bagaimana hal ini akan menurunkan harga atau menambah penghasilan. The Feasibility analysis merupakan pemeriksa kunci pada aspek sebuah project yang dimaksud seperti berikut :
a.    The Technical Feasibility
b.    The Economic Feasibility
c.    The Organizational Feasibility
The system request dan feasibility analysis merupakan sebuah penampilan sistem informasi approval committee, dimana menentukan apakah proyek tersebut akan dijalankan.
-    Salah satu proyek adalah approved, hal yang dicatat project management.selama project management, project manager ditulis pada sebuah rencana kerja, para pegawai proyek, dan mengajukan teknisi dalam tempat tersebut untuk menolong tim kontrol proyek, dan  sampai semua projek berlangsung pada SDLC.
2.    Analysis
The analysis phasa adalah pertanyaan dan jawaban siapa yang akan menggunakan sistem tersebut, apakah akan ada sebuah sistem dan dimana dan kapan hal itu akan digunakan. Sampai phasa ini, tim proyek menginvestigasi beberapa sistem pada saat ini, mengidentifikasi perbaikan yang pantas, dan konsep perkembangan untuk sistem yang baru. Phasa ini memiliki 3 tahapan yaitu :
-    Sebuah Analysis strategy yang merupakan panduan untuk tim proyek dalam usaha perkembangan.
-    Tahap selanjutnya adalah requirement gathering. Informasi pada analisis- dalam penghubung dengan input dari sponsor proyek dan beberapa orang lainnya-peranan dalam konsep perkembangan adalah untuk sebuah sistem yang baru.
-    The analysis, konsep sistem, dan model merupakan kombinasi dalam sebuah dokumen panggilan sebuah sistem proposal, dimana menampilkan sponsor proyek, dan pembuat kunci keputusan lainnya.
The system proposal merupakan menyampaian sebuah inisial untuk mendeskripsikan apakah syarat usaha pada sistem baru ini akan bertemu.
3.    Design
The design phase menentukan bagaimana sebuah sistem akan beroperasi pada sebuah istilah hardware, software, dan infrastruktur jaringan; the user interface, form dan reports; dan sebuah program yang spesifik, databases,  dan file yang akan dibutuhkan. Pada design phase ini mempunyai 4 tahapan yaitu :
-    The design strategy wajib dikembangkan. Hal ini menjelaskan apakah sistem akan memperkembangkan oleh programer perusahaannya, apakah akan menjadi sumber luar lainya pada perusahaan, atau apakah perusahaan akan membeli sebuah paket software yang ada.
-    Peranan dasar pada perkembangan design arsitektur untuk sistem deskripsi sebuah hardware, software dan infrastruktur jaringan yang akan digunakan.
-    The database dan file specification merupakan sebuah pengembangan. Memberikan definisi yang tepat apakah data tersebut akan dismpan dan dimanakah data itu disimpan.
-    The analyst team develop the program design, yang mana program didefinisikan sebagia kebutuhan menulis dan setiap program akan menentukan hal tepat.
Penyampaian seleksi ini merupakan the system specification yang memberikan tim programer untuk pelaksanaan.
4.    Implementation
Phase terakhir dalam the SDLC adalah implementation phase, sampai yang mana sebuah sistem adalah bangunan yang benar. Phase ini mempunyai 3 tahapan yaitu:
-    System construction, sistem yang merupakan sebuah bangunan dan menjamin penampilan sebuah design ujian.
-    The system sebagai installed. Instalasi merupakan sistem yang segera dimatikan dan dinyalakan salah satu yang terbaru.
-    The analyst team establishes sebuah rencana pendukung untuk sistem. Rencana ini biasanya dimasukan ketempat yang formal atau informal sebagai tinjauan pelaksanaan, baik sebagai jalan sistematik untuk  identifikasi major dan minor dibutuhkan perubahaan untuk sebuah sistem

Kelebihan:
• Dituntut bekerja secara disiplin
• Dokumen lengkap
• Selalu dalam kontrol SQA
• Maintenance mudah, karena dokumen lengkap
Kekurangan:
• Konsumen kesulitan membaca dokumen, komunikasi menjadi sulit
• Alur linier, proses lambat
• Konsumen tidak dapat melihat hasil hingga akhir tahapan
• Personil tidak bekerja optimal, karena ada waktu tunggu sebuah tahapan selesai

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews